Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Aliran Rasa

Melihat berapa hari ke belakang. Tipe belajar si sulung mendominasi audio visual. Hanya beberapa yang kinestik. Padahal asli nya, dia tipe anak kinestik, tidak bisa diam. Permainan yang menyibukkan serta banyak melibatkan anggota tubuhnya untuk bergerak adalah favoritnya. Dan sangat menyukai buku. Mungkin karena beberapa hari ini badan nya kurang sehat. Tak banyak aktifitas fisik yang dilakukan. Emaknya juga kurang stimulus karena sibuk momong mereka saat sakit. Rasanya, 10 hari saja memang tidak cukup untuk menentukan cara belajar yang dominan pada si sulung. #AliranRasa #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Ayat- ayat Al-Qur'an

Untuk usia nya saat ini. Saya tidak terlalu mentarget si sulung untuk dapat menghapal surat - surat pendek. Entahlah, mungkin sepertinya emaknya kelewat santai. Hiks..karena emaknya juga lagi berjuang memperbaiki tajwid yang masih belepotan dan terbata-bata dalam menghapal. Untuk tahap ini saya lebih banyak memperdengarkan murattal Al-qur'an. Dan juga saya talqin di sela-sela sesi bermainnya. Jadi dia merasa sedang tidak belajar. Karena prinsipnya semakin sering didengar akan hapal dengan sendirinya. Biasanya satu ayat akan saya ulangi terus selama beberapa hari.  Surat- surat pendek ada yang hapal beberapa potong ayat terkadang tercampur surat yang satu dengan yang lain. Berharap ia kelak tak hanya menghapal ayat-ayatNya namun mencintai dan mengimplentasikan nya dalam kehidupan. Kita sama-sama belajar ya nak. Berjuang bersama. #Harike10 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Menyusui Si Lulu

"Lulu, bobo dulu ya" Kulihat si sulung sedang berbicara dengan boneka nya. Kemudian boneka nya di pakaikan selimut. Lalu dia berbaring disampingnya " Itu Lulu nya kenapa mba? " Saat kulihat ia menempelkan Lulu didadanya, sambil membuka sebagian baju nya. " Lulu nya lagi nenen, bunda" , katanya. Aku pun tertawa mendengar jawaban nya. Yes, children see, children do. Karena sering melihat bunda nya memberikan asi untuk adeknya. Dia pun meniru, menyusui boneka nya. Jadi ingat dulu, saat adeknya masih bayi. Saat saya lagi sibuk di dapur, terdengar adeknya menangis dalam kamar. Kemudian saya pun tergopoh-gopoh menuju ke kamar. Lalu kulihat pemandangan yang mengharukan sekaligus menegangkan. Kulihat si sulung membuka bajunya dan menyodorkan dadanya pada adeknya yang menangis. Untung nya badan mungil si adek tak tertimpa badan mba nya, emaknya sudah cemas duluan. Lalu saya pun bertanya "Mba biya, ngapain? " " Dedek nangis, mba biya nen

Kodok

Gambar
"Ada kodok rekotok rekotok di pinggir kali rekotok rekotok mencari makan rekotok rekotok setiap hari rekotok rekotok". Itu sepotong lirik lagu kesukaan duo krucils.  Lagu yang sering mereka dengar waktu naik odong-odong dan berlanjut suka minta diputarkan di youtube. Semalam karena hujan ada anak kodok masuk ke rumah, lewat dari celah dibawah pintu depan.  Bukan nya takut, anak- anak malah kegirangan melihatnya. Pagi ini kita baca buku, ada gambar kodok. Lalu dibahas la kejadian kodok semalam. Kemudian si sulung menyanyikan lagu sambil melompat- lompat memperagakan jalan nya kodok. #Harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Awan

Gambar
"Bunda, pinjem payung.." Sambil menunjuk payung yang tergantung di atas. "Buat apa mba? Mba biya mau keluar? Mau hujan lo" . "Kan mba biya masih sakit" , sambung saya. Sembari mata ini menatap jendela, melihat awan yang mulai menggelap. Saat ini memang musim hujan. Selain memikirkan tumpukan cucian. Saya pun mencemaskan dua belahan jiwa. Sulung yang masih sedikit hangat dibarengi batuk pilek yang belum kunjung sembuh disusul si adek yang ikut demam. Badanya panas tinggi, yang dari tadi bergelayut manja dalam gendongan. "Buat maen aja", jawabnya.  Trus di buka nya itu payung. Pura-pura nya, mau jalan-jalan. Pake payung dalam rumah, padahal hujan nya diluar hehe.. "Bunda payungnya ada gambar awan ya". Sembari menujuk bagian dalam payung.  "Ini awan nya warna apa mba?" Tanya saya. "Ini warna biru bunda" , jawabnya.  "Bukan, yang biru itu warna langit. Ini yang awan, war

Lulu disuntik

Gambar
" sini, lulu disuntik dulu ya" . Kulihat si sulung sedang berbicara dengan "Lulu", boneka kesayangannya.  Sebenarnya bukan boneka, tapi tas boneka yang dijadikan boneka. Diambilnya "jarum" untuk menyuntik Si Lulu. Pensil warna nya dijadikan seolah olah jarum suntik. " cup.. cup.. sayang, jangan nangis ya, sakit ya" , celotehnya sambil mengusap usap boneka nya. Saya yang melihat percakapan itu menjadi terkekeh.  "kenapa, Lulu nya disuntik mba? " , tanya saya. " Lulu nya sakit bunda, jadi disuntik", jawabnya. "yang sakit kan mba Biya bukan Lulu" jawab saya. "Lulu nya juga sakit ketularan mba Biya" . Jawabnya sambil tertawa. Saya pun tertawa mendengar jawabannya. Percakapan nya dengan Lulu mengingatkan saya saat dia demam naik turun beberapa bulan lalu. Jadi kami membawa nya ke rumah sakit untuk cek darah. Adegan suntik alias pengambilan darah itu sepertinya mas

Demam

Hari ini si sulung demam, panas tinggi disertai batuk dan pilek. Sebenarnya kondisi nya sudah tidak fit dari hari kamis kemarin. Panas nya naik turun dan akhirnya hari ini dia tepar. Dia pun rewel dan jadi manja. Mau nemplok dengan bunda nya. Minta gendong juga. Si adek yang biasanya sering di gendong bunda nya menjadi cemburu,  minta gendong juga. Tolong... emak gak sanggup kalau menggendong kedua nya. Minta bantuan si ayah buat ambil alih satunya buat digendong. Adek pun badan nya sedikit hangat tapi tak separah kondisi mba nya. Ah semoga lekas sehat- sehat semua, kesayangan bunda. #harike5 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Odong - Odong

Malam minggu, kita "makan angin" ke kawasan pasar SP.  Pasar dekat rumah Kalau di Batam Centre ada "Alun- alun Engku putri. Di daerah sini ada namanya "Alun- alun Engku Putra". Bercanda sih, itu sebenarnya nama karangan saya saja haha. Soalnya kalau malam minggu dan minggu pagi, disini ramai padat orang se batu aji berkumpul, gak kalah sama Alun- alun Engku Putri. Makanya saya plesetkan nama nya. Alun- alun itu sebenarnya tanah lapang disebelah pertokoan SP ini. Pada minggu pagi dijadikan tempat untuk orang- orang lari pagi. Terkadang pihak SP juga mengadakan senam pagi bersama. Pada malam sebelumnya, banyak pedagang yang berjualan beraneka ragam makanan. Yang paling banyak sih seperti bakso- bakso bakar dan es kepal milo yang pernah hits. Malam minggu ramai seperti pasar malam, dipadati oleh ramainya orang dan kendaraan bermotor. Untuk anak- anak, terutama dua bocah cilik dirumah yang selalu kegirangan kalau diajak kesini. Apalagi kalau bukan untuk naik

Bermain Peran

Si sulung dan adeknya sering bermain peran berdua. Kadang mba nya jadi penjual dan adeknya jadi pembeli. "Mau beli berapa bu? ", tawar si sulung pada adeknya. Adeknya yang belum terlalu lancar bicara hanya mengganguk dan tertawa " Oh, mau beli dua ya bu. Jadi semuanya dua ribu ya bu" , jawabnya sekenanya sambil tertawa. Jadi ceritanya dia jualan kue, balok mainan nya dijadikan nya seolah olah kue. Saya pun tersenyum, melihat tingkah mereka. Mungkin karena sering diajak kepasar, si sulung jadi ingat beberapa percakapan saya dengan penjual dipasar. #Harike3 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Ayah kok gak kerja?

" Bunda, Ayah kok gak kerja?" Tanya si sulung pada saya, saat dilihatnya si ayah masih meringkuk dalam selimut. Mungkin dia heran, jam segini ayahnya belum berangkat kerja. "Ayah gak masuk kerja mba, ayah masih sakit" , jawab saya. " Oh, kasian Ayah ", ujarnya. "Ayah udah minum obat? " , tanya nya lagi. " Coba mba Biya tanya sama ayah, udah minum obat apa belum", jawab saya. Jadi dari kemarin ayahnya demam, hari ini kondisi nya belum sehat benar. Semalam kondisi anak-anak juga sedikit panas, tidurnya pun tak nyenyak. Badan saya pun ikut drop. Kepala pusing dan hidung mulai meler. Cuaca pancaroba saat ini, dengan kondisi cuaca yang sering berubah ekstrim. Pagi hujan deras, lalu kemudian siang panas yang terik kemudian malam hujan kembali. Perubahan cuaca seperti itu membuat kondisi badan tidak stabil. Semoga kita semua diberi kesehatan oleh  Sang pengatur cuaca. #H arike2 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kulia

Memahami Gaya Belajar Anak

Gambar
Setiap anak memiliki kecerdasan. Namun, kemampuan anak untuk memahami sesuatu tergantung pada gaya belajarnya.  Ada yang tipe Visual, Audiotori atau Kinestetik. Bisa jadi, dominan hanya pada satu gaya belajar saja, namun bisa juga gabungan dari beberapa gaya belajar. Di tantangan kelas Bunda Sayang kali ini kita diminta mengamati dan memahami gaya belajar anak untuk 10 hari kedepan. Objeknya masih sama si sulung kami. Dan karena dia masih usia toddler dan belum sekolah jadi pengamatan nya dari tingkah laku keseharian nya selama 10 hari kedepan.  Gaya belajar anak di usia si sulung ini, masih bisa berubah - ubah. Jadi semoga 10 hari kedepan bisa terlihat gaya belajar mana yang dominan. #harike1 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Aliran Rasa : Melatih Kemandirian

Aliran Rasa Anak yang mandiri adalah impian setiap orang tua. Sejatinya belajar dan menjadi mandiri adalah naluri, fitrah.   Maka, apabila kita melihat geliat ingin mencoba hendaknya tidak dipatahkan dengan kata “jangan” karena takut terluka atau kita yang takut menguji coba. Ini, yang berusaha saya   patrikan dalam diri. Padahal, sesungguhnya pilihan untuk manja adalah karena kita juga. Maka, memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba sendiri adalah sangat bijaksana. Mendampingi dan memfasilitasi dengan sabar dan sepenuh hati adalah kunci. Dan pemegang kunci nya adalah kita, orang tua nya. Nantinya, anak akan semakin berani untuk mencoba mandiri dan keluar dari sebuah zona nyaman dari pelayanan yang sebelumnya kita selalu berikan. Apabila itu telah terjadi, individu yang mandiri akan lebih percaya diri dan pastinya lebih kreatif berinovasi. Bismillah.. Semoga istiqomah dalam membersamai dan mendampingi mereka.

Melatih Kemandirian : Hari ke 10

Sudah hari ke 10 dalam melatih kemandirian si sulung. Untuk toilet tranning sudah ada sedikit kemajuan walaupun masih sedikit dibantu. Urusan beres-beres mainan ya kadang on off mau. Belum ada inisiatif sendiri untuk membereskan sehabis bermain. Mungkin belum umur nya si untuk tahap segitu. Sudah alhamdulillah si emaknya, si anak udah mau diajak membereskan. Melatih Kemandirian duo krucil kami dirumah akan terus berlanjut. Saya tidak akan ngoyo sih, berjalan mengalir saja. Tak akan dipaksakan juga. Karena yang terpenting dia melakukannya dengan bahagia. Dan saya sabar mendampingi nya. #Hari10 #Tantangan10Hari #GameLevel2 #KuliahBundaSayang #MelatihKemandiri

Melatih Kemandirian : Hari ke 9

Niatnya adalah melatih kemandirian si sulung dalam membereskan mainan nya sendiri tapi kenyataannya yang paling semangat membereskan selain ayah nya adalah adiknya. Yang bergerak duluan ya adiknya dan kakaknya akan mengikuti. Jadi bingung ini sebenarnya siapa yang sulung siapa yang bungsu gkgkg.. Mungkin bagi si bungsu ini seperti permainan dan bagi si sulung ini adalah tugas, makanya beda semangat beberesnya. Baiklah mungkin cara saya yang salah dalam mengajak nya beberes mainan, sehingga menjadi beban untuknya. Ah nak maafkan bunda mu ini, yang belum cakap melatihmu agar mandiri dengan cara yang menyenangkan mu. #Hari9 #Tantangan10Hari #GameLevel2 #KuliahBundaSayang #MelatihKemandiri

Melatih Kemandirian : Hari ke 8

Gambar
Membereskan mainan masih jadi PR sebenarnya buat si sulung. Apalagi kalau ada ayahnya dirumah. Ayahnya orang yang rapi, suka gatal tangannya buat beberes kalau lihat sesuatu yang berantakan atau yang tidak pada tempatnya. Kebalikan sama Emaknya anak- anak haha... Saking udah bosen kali ya beberes, ibu- ibu dirumah yang seharian nemenin bocah yang bolak balik menumpahkan mainan dan segala pernak perniknya ke segala penjuru rumah.  Ayahnya memang mengajak si sulung untuk membereskan mainan nya. Nah masalahnya adalah jika bocahnya gak mau, itu mainan akan dibereskan sendiri sama ayahnya. Bikin sakit mata katanya kwkwkw.. Trus emaknya kesel dong, kan ceritanya mau melatih kemandirian si anak buat beberes mainan tapi sudah diambil alih oleh bapaknya. Sudah saya bilang sih ke ayahnya anak- anak biar mereka yang bertanggung jawab membereskan mainan mereka sendiri. Tapi ya seringnya si ayah khilaf karena gak tahan liat rumah bak kapal pecah pas dia udah dirumah hehe.. Baiklah sepertiny

Melatih Kemandirian : Hari ke 7

Gambar
Membereskan kembali mainan yang sudah dimainkan ke tempat semula, sepertinya pekerjaan terberat si sulung. Semangat sekali menghamburkan seluruh mainan nya, begitu di ajak untuk dibereskan jawaban nya " nanti la bunda, mba biya capek", kalimat itu yang sering terlontar. Saya pun seringkali gemas. Rumah rapi bak katalog majalah atau serupa rumah yang instagramable adalah khayalan semata. Jangan berharap rumah rapi jali setiap saat, jika engkau punya anak kecil. Begitulah, menurunkan standar kerapian rumah adalah salah satu cara menjaga kewarasan saya. Rumah yang ramai dengan mainan anak-anak yang berserak adalah  pemandangan sehari hari yang mau tak mau harus terlihat indah dimata. Bukan,  bukan tak ingin rumah rapi. Karena rasanya percuma belum 5 menit dibereskan akan dikeluarkan lagi mainan tsb dari tempatnya. Jadi daripada saya capek dan ujung- ujungnya nanti anak- anak yang saya marahi. Saya biarkan mainan tsb sampai menjelang sore atau saat menjelang mereka akan

Melatih Kemandirian : Hari ke 6

Gambar
Beberapa hari ini Batam diguyur hujan. Baju yang dicuci kemarin baru dijemur hari ini. Alhamdulillah tadi pagi, matahari bersinar terang. Walaupun pas siang menjelang hujan kembali turun dengan derasnya, tak henti hingga malam menjelang. Tadi pagi si duo krucils "membantu" saya menjemur pakaian. Sebenarnya bukan membantu tapi menambah kerjaan bunda nya haha.. Tapi ini menjadi kesempatan buat saya untuk mengajarkan kepada si sulung agar terampil dalam menjemur pakaian.  Walau sebenarnya saya nya gregetan untuk selalu mengkoreksi cara nya mengaitkan baju di hanger dan cara nya menjemur. Emaknya perfeksionis kalo soal jemur menjemur. Harus rapi, selaras dan seimbang haha.. Jadi sebenarnya saya nya yang harus belajar menerima bahwa hasil kerja anak ya seperti itulah. Yang terpenting untuk  diapresiasi adalah prosesnya bukan hasilnya. Tidak bisa se perfect hasil kerjaan orang dewasa. Hei bukankah kita, orang dewasa juga sering alpa. #Hari6 #Tantangan10Hari #

Melatih Kemandirian : Hari ke 5

Awan mendung mengelayuti Batam hari ini. Pakaian yang sudah dicuci 3 hari lalu dan baru dijemur kemarin baru saja kering. Belum sempat dilipat sudah menunggu pakaian kotor menggunung yang seakan akan berteriak ingin dicuci. Ditambah lagi duo krucils yang hari ini entah sudah berapa kali berganti baju. Baju yang basah karena asyik bermain air, bermain pasir dan kotor ketumpahan makanan mereka. Hari ini si sulung ingin bermain pasir. Bermain pasir dan tanah adalah mainan favorit mereka. Daripada berkotor ria dengan pasir depan rumah. Ditambah rintik hujan menyapa. Saya pun membuatkan pasir kinetik handmade ala- ala. Pasir kinetik buatan sendiri dari tepung terigu. Ditambah sedikit air dan minyak dan pewarna makanan. Dibalik kebahagiaan duo krucils yang bahagia main pasir didalam rumah, ada seorang ibu yang stress memikirkan tugas membereskan kekacauan yg akan ditimbulkan. Dengan riangnya mereka menghamburkan pasir- pasir tsb ke penjuru rumah. Emak hanya menatap nanar dan mengelus dada.

Melatih Kemandirian : Hari ke 4

Si sulung yang jadi objek emaknya dalam tantangan melatih kemandirian, kemarin malam demam . Otomatis hari ini, banyak hal yang seharusnya dia bisa lakukan sendiri tanpa dibantu menjadi serba di bantu. Biasa makan sendiri harus disuapi karena nafsu makan nya menurun. Mandi dan urusan toilet tranning pun otomatis di bantu. Jadi, hari ini tidak efektif untuk mengajarkan toilet tranning padanya. Semoga besok sudah baikan dan saya dapat melanjutkan tantangan melatih kemandirian nya. #Hari4 #Tantangan10Hari #GameLevel2 #KuliahBundaSayang #MelatihKemandirian #InstitutIbuProfesional

Melatih Kemandirian : Hari ke 3

Hari ini, toilet training sang sulung sudah mulai mengalami kemajuan. Dia sudah bisa cebok tanpa membasahi baju. Gerakan tangannya sudah tidak terlalu kaku. Namun memang sepertinya tangan nya belum sampai untuk menggapai area belakang secara maksimal. Karena setelah dia bersihkan sendiri dan kemudian saya ulangi membersihkan nya masih ada sedikit kotoran yang tersisa. Tak apa yang penting prosesnya. Semoga sebelum 10 hari dia sudah cakap melakukan ini. Agar saya dapat mengajarkan keterampilan lain yang belum dia kuasai. #Hari3 #Tantangan10Hari #GameLevel2 #KuliahBundaSayang #MelatihKemandirian #InstitutIbuProfesional

Melatih Kemandirian : Hari ke 2

Hari ke dua toilet training si sulung tak jauh beda seperti kemarin. Habis menuntaskan "panggilan alam"  nya, teriakan "sudah bunda" masih nyaring terdengar. Saat saya bilang,  "Ayo coba mba biya cebok sendiri" "Gak bisa bunda" ujarnya "Bukan gak bisa tapi belum bisa, sini bunda ajarin", jawab saya Pertama saya membersihkan dulu untuk menghilangkan kotoran yg masih menempel. Lalu setelah bersih saya ajak dia untuk mengulangi cara saya tsb.  Sambil memegang tangannya, saya instruksikan tangan mana yg menuangkan air dan tangan mana yang menggosok area belakangnya. Gerakan nya masih sedikit kaku, dikarenakan tangannya belum terlalu sampai untuk menggosok ke area belakang. Alhasil baju nya ikut basah ketumpahan air. Tak apa nak, namanya proses belajar. Semoga beberapa hari ke depan, sudah cakap untuk cebok sendiri. #Hari2 #Tantangan10Hari #GameLevel2 #KuliahBundaSayang #MelatihKemandirian #InstitutIbuProfesional

Melatih Kemandirian : Hari ke 1

Gambar
Toilet Training Si sulung kami bulan februari tahun depan akan berumur 4 tahun. Mengerjakan hal-hal dasar yang berhubungan dengan dirinya, dia sudah cukup cakap. Seperti Makan, mandi , memilih dan memakai pakaian sendiri. Untuk urusan toilet tranning, dia hampir tidak pernah ngompol saat tidur malam. Ada sesekali biasanya saat siang terlalu banyak aktifitas atau sebelum tidur minum banyak, dia akan mengompol dikasur. Urusan bebersih setelah buang air kecil bisa ia lakukan sendiri namun untuk "cebok" setelah buang air besar dia belum bisa.  Toilet di rumah kami adalah model toilet duduk. Ini tidak frendly buat anak kecil. Kakinya belum sampai untuk naik ke toilet. Jadi kami membelikan dia semacam potty training.  Pagi tadi seperti biasanya jika dia ingin buang air besar, selalu lapor dengan bunda nya dan masih minta di cebokin. 10 hari kedepan saya ingin melatih kemandirian nya agar bisa membersihkan diri sendiri setelah buang air besar. Kemampuan ini menuru

Aliran Rasa Game level 1

Aliran Rasa Materi pertama kelas Bunsay ini tentang Komunikasi Produktif, menyadarkan saya betapa kacau nya gaya komunikasi saya terhadap anak- anak dan suami. Terlebih pada anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama saya. Berusaha untuk memperbaiki gaya komunikasi dengan anak- anak selama 10 hari tantangan tsb dan berusaha tetap konsisten dijalankan meskipun materinya telah berlalu. Karena sesungguhnya teori hanyalah sebatas retorika saja jika tidak diaplikasikan. Walau terkadang tak selalu berjalan mulus, berbagai kendala menghampiri. Semoga Allah meridhoi ilmu ini, meridhoi langkah ini demi memperbaiki pola asuh di keluarga kami. #AliranRasa #gamelevel1 #DianAnggrainiCausan

Komunikasi Produktif : Hari ke 10

"Bunda, mba Biya gak mau makan ini, gak enak " kata si sulung, sambil menunjuk sayur labu air didalam piring makan nya. " enak kok, coba dulu. Itu sayur yang mba biya potong- potong tadi lo", ujar saya. " iya ya bunda" tanya nya untuk meyakinkan. " iya, coba dulu baru bilang gak enak". Sambung saya. Lalu dimakan la sayur itu dan dia pun berkata" iya ya enak" cengir nya. Begitulah, si sulung ini termasuk pilih- pilih makanan. Kalau ada makanan yang baru dilihatnya, padahal belum dicicip,akan langsung bilang itu gak enak.  Jadi saya harus mensuggestinya dengan mengatakan, dicoba dulu makanan nya baru bilang gak enak. saya memang jarang membeli labu air ini. Karena memang jarang ada di pasar sini dan harganya juga ternyata relatif mahal. #hari10 #gamelevel1 #tantangan10 hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang #institutibuprofesionalbatam

Komunikasi Produktif : Hari ke 9

Ibu rumah tangga terutama yang full time dirumah harus bahagia agar tetap waras, menjalani peran dalam rumah tangga, mengerjakan pekerjaan domestik yang seakan tak ada habisnya. Membersamai anak balita yang lagi aktif- aktifnya dengan seabrek tugas yang harus dikerjakan, emak dituntut waras . Me time. Seperti kata ajaib yang lekat dengan ibu rumah tangga. Tapi " me time" realitanya tak seindah bayangan. Hal yang hampir mustahil melakukan me time dengan meninggalkan anak- anak yang masih kecil yang masih gelendotan dengan emaknya. Yang emaknya hilang dari pandangan mata saja, nangis tak karuan. Dulu masih belum ada anak- anak cukup dengan membaca buku kesukaan saja sudah cukup ampuh mengembalikan kewarasaan. Untuk saat ini rasanya sulit untuk sekedar meluruskan pinggang sambil membaca buku dengan menyeduh secangkir teh. Cara "Me time" pun bergeser dengan berselancar si dunia maya sambil menyusui si kecil. Atau nongkrong di kamar mandi sambil merenung haha.. At

Komunikasi Produktif : Hari ke 8

Gambar
Hari ini mood emak lagi naik turun. Perasaan masak gak kelar- kelar karena disambi ngurusin duo krucils yang ada aja tingkahnya. Badan yang juga rasanya remuk redam. Dari si adek yang gak berhenti lagi minta nenen. Lalu bolak balik ngepel pipis nya di lantai. Melerai mereka berdua yang suka nya berantem. Adek nya yang jahil, kakaknya yang perasa. Duh, ditambah kerjaan domestik lain yang gak ada habisnya. Anak yang minta ditemani maen. Ditemani tidur. Emak jadi bertanduk. Karena sesungguhnya ketidaksabaran kita dalam menghadapi anak- anak yang berujung pada kemarahan atau penganiayaan fisik, sebenarnya bukan karena tingkah sang anak, buktinya dilain waktu saat anak melakukan kesalahan yang sama kita bisa menghadapi nya dengan sabar. Kemarahan yang kita tunjukkan kepada anak, sebenarnya lebih kepada perasaan lelah yang bertumpuk karena keadaan. Dan anak hanyalah sebagai pelampiasan emosi negatif dari orang tuanya.  Dan kalau saya amati, jika saya dihadapkan dengan pekerjaan dom

Komunikasi Produktif :Hari ke 7

Tgl 12 kemarin duo krucils imunisasi MR di posyandu. Sebelum pergi, saya sudah mengkondisikan anak- anak, terutama kakak nya karena sudah mengerti. Saya memberitahukan bahwa nanti di posyandu akan disuntik. " mba Biya nanti kita ke posyandu, mba biya nanti disuntik ya", kata saya " mba biya gak mau disuntik" ujarnya sambil menggelengkan kepala. "kenapa mba Biya gak mau disuntik? ", tanya saya. " sakit bunda, gak mau mba Biya" ujarnya memelas. Sambil mengusap kepalanya saya pun menenangkan . " gpp ya mba Biya, sakitnya sebentar aja kok. Nanti habis disuntik bunda kasih eskrim deh, gimana? " tawar saya sambil tersenyum padanya. Dia pun mengangguk. Dia tidak bertanya sih kenapa harus disuntik, mungkin juga belum mengerti. Tapi saya jelaskan bahwa dia si suntik untuk ikhtiar biar sehat, kebal dari penyakit. Dia pun mengangguk walau mungkin tidak begitu paham. Akhirnya tiba di posyandu. Saya sudah deg- deg an, dia bakal lari atau m

Komunikasi Produktif : Hari ke 6

Gambar
Tahun baru islam 1440 Hijriyah jatuh pada tanggal 11 september kemarin. Ayahnya libur, dan kita berencana untuk keluar rumah. Qadarallah hujan turun, gak berhenti sampai sore. Gagal sudah rencana piknik keluar. Dan si kakak yang sudah bersiap- siap terlihat kecewa. Maklum kita keluarga rider. Jadi kalau hujan ya gak bisa keluar sampai hujan berhenti.  "Bunda kita gak jadi pergi y? " tanya nya " iya nak, hujan nya gak berhenti, ini sudah sore. Kalau keluar nanti kita kehujanan. Minggu nanti ya, insyaAllah kita pergi sama ayah" ujar saya sambil memeluknya. " mba Biya tau gak, kalau waktu hujan itu adalah waktu yang baik untuk berdoa, jadi mba Biya sekarang minta sama Allah, agar ayah dimudahkan rezeki nya agar segera bisa beli mobil. Supaya kalau kita pergi gak kehujanan lagi" jelas saya pada anak 3 tahunan ini. Doa nya begini nak, "Ya Allah berikan la rezeki kepada ayah agar segera bisa beli mobil. Aamiin.. " Dia pun tersenyum dan menga

Komunikasi Produktif : Hari ke 5

Ternyata pagi ini drama mewek ditinggal Ayahnya bekerja belum kelar. Dah berapa hari ini nak heuheu.. Lama betul Jetleg nya. Seperti biasa,  emak menanggapi dengan santai. Mungkin karena udah terbiasa haha. Tapi ayahnya yang kelimpungan, pergi kerja jadi telat mulu. Sore ini, saat bunyi motor ayahnya terdengar. Belum juga ayahnya membuka pintu dan memberi salam.  Dia langsung teriak dari dalam seraya melongok kan muka lewat jendela , "Ayah ini, tinggalin mba biya kerja". Ayahnya langsung terkekeh dan geleng- geleng kepala. Setelah membersihkan diri. Ayahnya bertanya, "mba Biya kenapa tadi mewek- mewek nangis, pas ayah mau berangkat kerja?". Yang ditanya cuma mesem- mesem saja. Lalu saya pun menimpali. "mba Biya sedih ya ditinggal Ayah kerja?". Dia pun langsung menjawab, "iya mba Biya sedih ditinggal Ayah kerja". Kan Ayah sore pulang, jadi bisa ketemu ayah lagi. "iya, tapi kan mba Biya sedih". Anak- anak terkadang belum mampu mende

Komunikasi Produktif : Hari ke 4

Gambar
"Mba Biya udahan main ya yok, beresin mainan nya, terus mandi, sarapan nanti kita mau kepasar". Cerocos saya dari dapur. Dan si bocah yang lagi maen tak menyahut. Mungkin juga gak dengar apa yang di bilang emaknya. Padahal suara emaknya mungkin sudah melengking berapa oktaf, karena dari tadi bocah yang disuruh mandi berulang kali selalu menjawab, "nanti bunda".  Juga sudah diancam bakal ditinggal ke pasar kalu gak mau mandi. Tapi tak berhasil. Duh, padahal tau kalo gak boleh mengancam dan menakuti anak agar nurut sama kita. Tapi ya gimana, Ya Allah kadang spontan aja gitu keluar dari mulut ini. Astagfirullah. Trus akhirnya keingat bahwa ngomong sama anak balita gak boleh mbulet dan panjang- panjang. Mesti pendek dan jelas. Akhirnya emak narik nafas panjang, stop kerjaan di dapur. Mendekat ke anak. " mba Biya ayo bantuin bunda masukin mainan yok " ajak saya. Walaupun dengan gaya ogah- ogahan tapi akhirnya diberesin juga mainan nya. Kelar satu urusan

Komunikasi Produktif : Hari ke 3

Huaa... jerit tangis si adek terdengar kencang. Tak kalah suara jerit si kakak menggema. Aku pun tergopoh- gopoh menghampiri. Kulihat si kakak dan adek sedang berebutan mainan. Sudah jadi makanan sehari- hari emaknya, menyaksikan duo bocah yang seringkali berkonflik memperebutkan barang. Seringkali berakhir dengan tangisan salah satu nya atau bahkan dua- dua nya sekaligus. Emaknya yang selalu jadi wasit ke duanya. Seringkali emaknya ikut emosi karena dua- duanya tak ada yang mau mengalah. Kali ini saya berusaha mengendalikan emosi. Menjaga intonasi suara agar tak ikut melengking menyamai suara jeritan mereka. Menarik nafas panjang dan berusaha untuk berbicara dengan suara ramah Bernegosiasi dengan mereka. Biasanya saya seringkali menyuruh kakaknya untuk mengalah dengan adiknya. Walaupun akhirnya saya tau itu salah. "nak main nya gantian ya, kalau gak mau gantian nanti mainan nya bunda ambil, jadi gak ada yang bisa main ini", jelas saya sambil memegang mainan yang mereka pe

Komunikasi Produktif : Hari ke 2

Drama pagi masih berlanjut. Mba Biya, masih menangisi ayahnya yang berangkat kerja. Dan tentu saja menguji kesabaran saya. Menghadapi anak yang menangis meraung dalam keadaan lapar belum sarapan, tentu saja bukan hal yang baik. Bisa-bisa tanduk emaknya keluar. "mba Biya mau makan nasi uduk?" tanya saya. "enggak, mba Biya mau ikut ayah kerja". Jeritnya sambil menangis. "Ya sudah, bunda mau beli nasi uduk di depan, bunda lapar. Mba Biya mau ikut gak? Kl mau ikut nangisnya berhenti ya". perintah saya. Dan kemudian tangisan nya sedikit mereda diiringi anggukan kepala. Setelah nasi uduk dibeli kemudian saya sodorkan padanya. Saya kira akan ditolak, rupanya disantapnya hingga habis. Oalah sepertinya dia tantrum karena lapar. Dan saya pun terkekeh. Tangisan nya pun sudah berhenti dan rumah pun menjadi sedikit tenang. Praaaangg... Suara itu mengagetkan saya yang lagi sibuk menyuapi adek nya makan. Tergopoh- gopoh saya ke dapur, terlihat piring pecah berkep

Komunikasi Produktif : Hari ke 1

Gambar
Hari ini adalah ke 4 setelah kepulangan kami dari kampung halaman suami. Kami sepertinya masih "Jetleg", masih terjebak dengan nikmatnya Liburan. Terutama si Sulung yang sejak kepulangan dari rumah eyang nya mendadak jadi lebih melow dari biasanya. Seperti pagi ini, sudah 3 hari berturut- turut dia menangis meraung ketika hendak ditinggal ayahnya bekerja padahal sebelum- sebelumnya tidak pernah menangisi ayahnya pergi ke kantor. Dua hari kemarin saya sempat stress menghadapi tingkah polanya. Menangis meraung- raung dengan beberapa episode. Susah disuruh makan dan mandi. Tangisan nya yang sepanjang hari menguji kesabaran ibu nya. Akhirnya sempat saya bentak untuk diam namun tangisan nya makin kencang. Saya sebenarnya memahami mungkin dia stress dengan perubahan suasana yang tadi nya ramai. Lalu saat balik ke Batam hanya bertiga dengan adik dan ibu nya saat ayahnya bekerja. Dia belum sekolah dan tak banyak tetangga yang seumuran dengan nya untuk dijadikan teman ber

NHW Pra Bunsay : Adab Menuntut Ilmu

Pra Bunda Sayang NHW : Adab Menuntut Ilmu Alasan terkuat saya untuk menekuni ilmu Bunda Sayang adalah anak- anak saya. Mereka berhak mendapatkan pengasuhan yang baik. Karena saya sebagai Ibu, yang merupakan madrasah pertama untuk anak, sadar diri masih minim ilmu tentang pengasuhan. Ada beberapa strategi yang saya rencanakan dan beberapa sikap yang harus saya ubah dalam menuntut ilmu dalam Kelas Bunda Sayang. Berkaca dari pengalaman kelas Matrikulasi kemarin. Seringkali ditengah jalan saya merasa stuck, hilang semangat untuk mengerjakan tugas dan rasanya ingin menyerah. Maka dari itu, saya harus kembali meluruskan niat, apa yang saya lakukan sekarang adalah ikhtiar bagian dari Ibadah kepada Allah. Karena anak adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada kami orangtuanya, terutama saya yang mana seorang ibu adalah madrasah pertama anak- anaknya. Kemudian adalah manajemen waktu yang baik. Di kelas Matrikulasi kemarin saya seringkali mengerjakan tugas diakhir waktu. Entah karena

An Nawaqidul Islam #40

Sebelumnya An ​Nawaqidhul Islam bagian 39   ■ *Halaqah 40 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KESEMBILAN III* _link audio_ •┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈• Seorang Nabi sekalipun seandainya sekarang masih hidup maka dia wajib untuk Rasulullãh ﷺ.  Di dalam sebuah hadist suatu saat Umar bin khotob radiallahu anhu membaca sebuah kitab yang beliau dapatkan dari Ahlul kitab & Rasulullãh ﷺ melihat Umar bin khotob radiallahu anhu, maka Rasulullãh ﷺ mencela apa yang dilakukan oleh Umar karena beliau membaca sebuah kitab yang diturunkan kepada Ahlul kitab, kemudian Rasulullãh ﷺ mengatakan :  وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ، لَوْ كَانَ مُوْسَى حَيًًّّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّأَنْ يَتَّبِعَنِيْ Beliau mengatakan  “Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya seandainya Musa (yaitu Nabi Musa alaihi salam) sekarang ini hidup niscaya dia tidak boleh melakukan kecuali harus mengikuti diriku(beriman dengan diriku)”. Karena Nabi Musa alaihi salam telah diambil perjanjiannya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, oleh kar

An Nawaqidul Islam #39

Sebelumnya ​ Nawaqidhul Islam bagian 38 ■ *Halaqah 39 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KESEMBILAN II* _link audio_ •┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈• Apabila ada seorang Yahudi atau Nashrani yang mereka mengaku beriman dengan Nabi Musa atau Nabi Isa Alaihi salam, sekarang mendengar kedatangan Rasulullãh ﷺ, maka tidak halal kecuali harus mengikuti Rasulullãh ﷺ.  Apabila meninggal dalam keadaan seorang Yahudi & Nashrani & tidak beriman dengan kenabian Rasulullãh ﷺ maka dia meninggal dalam keadaan kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.  Rasulullãh ﷺ bersabda : (( لا يسمع بي أحدمن هذه الأمة يهودي ولانصراني ثم يموت ولم يؤمن بما أرسلت به إلا كان من أصحاب النار))رواه مسلم. “tidaklah mendengar tentang kedatangan seseorang diantara umat ini, baik seorang Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia & tidak beriman apa yang aku bawa kecuali dia adalah termasuk penghuni Neraka”. Tidaklah mendengar kedatanganku seorang dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian meninggal dunia

An Nawaqidul Islam #38

Sebelumnya ​ Nawaqidhul Islam bagian 37 ■ *Halaqah 38 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KESEMBILAN I* _link audio_ •┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈• Pembatal keIslaman yang ke-9 Beliau mengatakan  *التَّاسِعُ*: من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي ﷺ : وَانه يَسَعُهُ الخُرُوج عن شريعة ﷺ كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجَ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ، فَهُوَكَافِرٌ. Yang artinya : “Yang kesembilan Barangsiapa yang meyakini bahwasanya sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi ﷺ & bahwasanya dia boleh keluar dari syariat nya Nabi ﷺ, sebagaimana Nabi Khodir keluar dari syariatnya Nabi Musa alaihi wasallam, Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir “.  Ini adalah pembatal keIslaman yang kesembilan yang disebutkan oleh pengarang rahimahullah didalam kitab beliau Nawāqidhul Islām.  Beliau mengatakan التَّاسِعُ perkara yang kesembilan dari sepuluh perkara yang membatalkan keIslaman  من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي ﷺ  Yaitu barangsiapa yang meyakini / mem

An Nawaqidul Islam #37

Sebelumnya Nawāqidhul Islām bagian 36 ■ *Halaqah 37 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KEDELAPAN III* _link audio_ •┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈• Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Al-Qur’an mengabarkan bahwasanya diantara sifat orang-orang Yahudi mereka dahulu menolong & mencintai orang yang kafir (orang-orang musyrikin yang menyembah berhala) padahal orang-orang Yahudi mereka adalah Ahlul kitab yang menisbatkan diri mereka kepada wahyu / kepada kitab Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi diantara sifat mereka yg Allāh cela adalah mencintai & menolong orang-orang musyrikin.  Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan  تَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ [QS Al-Ma’idah 80] “kamu akan melihat sebagian besar atau banyak diantara mereka (orang-orang Yahudi)  يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا Mereka mencintai &  menolong orang² yang kafir, mencintai orang-orang yang