Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Sudut Pandang

"Bunda tu kayak babi" Ya Allah aku langsung keselek.  "Kenapa nak, kok bunda kayak babi? " "Iya soalnya bunda imut kayak babi. Kulit nya lembut, gemes kayak babi". Yumi dengan enteng ngomong begitu sambil mencubit lemak di lengan mamaknya. Sambil kedip-kedip mata senyum tanpa rasa bersalah.  Begitu lah sebuah cara pandang yang berbeda soal babi antara ibu dan anaknya.  Duh andai kau tau nak babi ngepet eh babi hutan itu gak ada imut- imutnya.  Jadi dia mungkin melihat babi yg katanya imut itu dari tayangan kartun yang dia tonton. Babi pink yang gemoy. Itulah pentingnya konfirmasi pada informasi yang menggantung begini. Tetap berprasangka baik. Karna awalnya dibayangan mamaknya udah aneh- aneh. Waduh aku kok dibilang kayak babi sama anak ku apa karna mamak nya ini penyayang. Penyayang makanan maksudnya. Jadi "tong sampah" kalo makanan anaknya gak habis. Sayang dibuang. Jadi apa dilihatnya mamaknya ini kerjaaan nya makan mulu kayak babi. Atau badan

Mager

Sejak habis sakit ini bawaannya kok males buat ngapa- ngapain. Beneran males tingkat provinsi saking malesnya. Mager aja gitu. Goleran aja di kasur. Sambil buka-buka sosmed. Males ngapa-ngapain. Ibadah aja dikerjakan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Duh ya Allah maafkan hamba-Mu ini. Ngerjain kerjaan rumah aja malesnya. Itu cucian sudah beranak pinak minta dilipat. Ngeliatnya aja males apalagi mau dilipat 😆.Kalau capek dikit aja sudah berkeringat dingin. Kepala pusing. Entah males aja gerak. Jadi mager. Beneran mager.  Lambung jadi bermasalah. Asam lambung naik. Rasanya begah. Makan kebanyakan rasanya mual. Makan dikit cepat laper. Lidah juga masih terasa pahit. Gak enak makan. Makanan rasanya kok cuma asin doang. Nafsu makan jadi menurun. Kalau karena gak lapar aja udah beneran deh males mau makan. Hidung juga masih mampet. Suara jadi sengau Batuk juga masih. Dahak seperti ngumpul di tenggorokan dan di hidung. Padahal udah dibuang eh dia produksi lagi. Jadi susah tidur karena

Lima Hari

Ini sudah hari kelima semenjak kami sekeluarga sakit bergantian. Alhamdulillah di hari kelima ini kami semakin membaik. Yumi yang kemarin masih panas tinggi, alhamdulillah demam nya sudah turun. Yang biasa nya lemas hanya berbaring di kasur sekarang alhamdulillah sudah petakilan lagi 😆. Alhamdulillah.. Alhamdulillah semoga Allah memberi kesembuhan yang sempurna. Aamiin.  Semalam sempat was-was kalau sampai hari ini panasnya masih tinggi karena sudah tiga hari kami berencana membawanya periksa ke rumah sakit.  Berkaca dari pengalaman sebelumnya karena Yumi ini ada riwayat sakit typus. Minggu ke dua di bulan Desember tadi, Yumi sempat dirawat di RS karena typus. Gejala awalnya ya panas tinggi lebih dari 3 hari dan tidak turun saat diberi paracetamol. Kami pun cemas karena saat itu lagi mewabah demam berdarah. Jadi kami putuskan ke rumah sakit, dan disarankan dokternya untuk cek darah. Dokternya curiga kena demam berdarah. Dan setelah di cek ternyata kena typus. Dokter pun menyarankan un

Cerita tetangga lahiran

Pekan kemarin tetangga depan rumah baru saja melahirkan anak ke dua mereka. Hari rabu melahirkan dan pulang ke rumahnya hari Jum'at. Sebut saja namanya Mama M. Mama M ini melahirkan anak kedua nya secara cesar. Karena riwayat kelahiran anak pertama yang juga secara cesar. Karena mama M ini mata nya minus sangat tinggi jadi saat melahirkan anak pertama disarankan oleh dokter untuk cesar karena beresiko mata nya jadi buta saat mengedan saat proses melahirkan. Aku pun baru tau kalau mata yang minus tinggi beresiko buta saat mengedan.  Saat saya menjenguknya dia terbaring lemas di tempat tidur sambil menyusui anak yang baru saja dilahirkan nya. Ia bercerita luka bekas jahitan di perutnya masih sakit dan ngilu. Dia bahkan sangat bersusah payah untuk bisa duduk apalagi berdiri. Saat melahirkan anak pertamanya, katanya tidak butuh waktu lama untuk proses menjahit kembali robekan perutnya, hanya butuh waktu 15 menit. Namun saat proses cesar anak kedua nya ini butuh waktu satu jam untuk men

Tepar juga akhirnya

Ini sudah hari kedua saya ikut tepar tertular dari Park Bojo dan Biya. Dan menyusul Yumi hari ini ikut demam. Entahlah ini sakit biasa karena cuaca apa sudah ditunggangi sama si Omicron. Kepala rasanya berat, sakit sekali seperti dihimpit batu yang besar dan berat. Badan meriang, panas tinggi sampai 38°© tenggorokan sakit. Badan rasanya remuk redam. Ngilu persendian terutama di area betis kaki. Untuk shalat pun rasanya tak sanggup untuk berdiri lama. Jadi shalat pun sambil duduk. Kena air pas wudhu rasanya dingin meriang. Lambung rasanya pun tak enak. Mual dan muntah beberapa kali. Badan terasa menggigil tapi keringat dingin bercucuran. Badan rasa melayang- layang, untuk duduk pun sangat kesusahan.  Alhamdulilah hari kedua ini sudah agak mendingan. Masih pusing sedikit tapi tak separah kemarin. Badan sudah tidak panas tinggi hanya sedikit meriang. Sudah bisa makan dengan enak tak lagi mual ataupun muntah. Tapi tenggorokan masih sakit dan jadi batuk. Lidah pun terasa pahit. Yumi menyusu

Om Ikron

Bulan- bulan ini memang sepertinya banyak yang tepar karena sakit. Di grup-grup yang saya ikuti banyak keluarga yang lagi sakit serumah. Sekolah Yumi diliburkan, karena para guru sakit.  Hari ini Biya demam, pulang sekolah mengeluh kepala nya pusing dan badan nya panas. Padahal besok rencana suntik vaksin covid kedua di sekolah. Ya bisa dipastikan besok tidak akan ikut vaksin. Seperti yang sudah. Saat vaksin pertama disekolah dia juga demam jadi tidak ikut vaksin. Entah kenapa kalau mau vaksin disekolah sebelum hari H kok ya demam. Suami juga pulang kerja hari ini hidung nya meler dan meriang. Entah memang cuaca nya yang tidak bersahabat atau memang lagi musim sakit. Yang kena covid juga banyak. Ada varian baru si Omicron namanya. Jadi ingat celetukan Yumi "Bunda Om ikron itu siapa? Ada tante ikron juga ya?". Aku yang mendengar pertanyaan nya seketika ngakak. Ya Allah nak, dipikir nya Om ikron itu nama orang. Karena sering mendengar orang-orang membicarakan si Omicron ini.

Bebas Pahala

Kalau untuk urusan dunia ada namanya Bebas finasial, urusan akhirat pun ada namanya bebas pahala. Kebebasan finansial atau bahasa keren nya Financial freedom, adalah saat kita tidak lagi bekerja untuk mendapatkan uang tapi uang yang bekerja untuk kita. Kita hanya cukup duduk manis menikmati hidup. Menikmati hasil kerja keras kita. Pada urusan dunia saja orang pasti mengidam-idamkan hal tersebut dan berusaha untuk mencapai yang namanya kebebasan financial. Dimana suatu saat kita bisa belanja ala sultan, belanja tinggal ambil saja tanpa melihat price tag kayak saya rakyat jelata 🤣. Baru beli kalau ada diskonan harga, itupun masih membandingkan harga yang mana paling murah haha. Lalu bagaimana dengan kebebasan pahala untuk urusan akhirat kita, sudahkah kita mempersiapkan nya? Bebas pahala disini maksudnya adalah amal kita tetap mengalir meskipun  sudah terbujur kaku di dalam kubur. Amal tetap bekerja untuk kita walaupun kita sudah tiada. Siapa yang tidak ingin? Saya ataupun saudara mu

Nambah momongan

Katanya saat kita sering mengenang masa lalu tandanya kita semakin menua. Begitupun saya meskipun umur masih di kepala tiga. Tapi memang betul saya sering mengenang dan mengingat masa- masa lalu baik itu yang menyenangkan maupun yang tidak.  Suka membuka file-file foto lama. Melihat dengan sedih foto saat gadis yang dulu langsing dan sekarang langsung 🤣. Melihat foto-foto anak- anak saat bayi saat mereka masih kecil dan sekarang sudah umur segini. Mengenang masa-masa kehamilan dan menyusui yang begitu banyak cerita dibaliknya.  Saat ditanya orang masih mau nambah anak kah? Hehe entah bagaimana rasanya untuk menjawab. Apalagi dengan pertanyaan yang lebih kearah pemaksaan untuk nambah anak karna katanya mumpung masih muda. Lah yang hamil dan membesarkan siapa kok, orang yang bukan siapa-siapa memaksa kan lucu.  Jujur sebetulnya pengen menimbang bayi lagi. Dan semoga Allah memberi amanah anak laki-laki. Tapi jujur dalam hati yang terdalam sebenarnya masih ada rasa trauma. Trauma menghada

OSD

Saat ini seorang ustadzah cantik ramai diperbincangkan oleh para netizen Indonesia.  Beliau,mba OSD adalah orang yang cukup aku kagumi. Cantik, punya track record yang baik, pintar, sudah menjadi doktor diusia muda yang bahkan usianya lebih muda dari saya tapi pencapaian nya sungguh luar biasa. Dia menjadi panutan dari banyak muslimah di Indonesia termasuk saya.  Mba doktor ini sepertinya memang sangat disayang Allah, tak henti ujian menerpa dalam langkah dakwahnya. Dulu saat ada petisi ramai- ramai untuk memboikot nya agar tak tampil di layar kaca lagi sebagai seorang penceramah. Para netizen menilai gelar ustadzah tak pantas baginya, yang tak pernah mengenyam pendidikan agama. Namun beliau  berdiri tegak, membalas segala hujatan dengan prestasi. Mungkin juga cara Allah agar membuat dia terus memperbaiki diri.  Dia yang memang dikenal awalnya adalah seorang aktris. Pemain film yang film nya boming dipasaran. Kemudian perlahan mengupgrade diri. Sekolah hingga jenjang doktor. Kemudian m